Hai, di sini aku mau cerita pengalamanku selama menjadi
bagian dari pemasaran. Sekedar share pengalaman saja dan semoga memotivasi J Let’s begin..
Aku, Kita, dan Pemasaran J
Pertama kali pilih jurusan pas daftar di SMK N 1 Pemalang,
aku milih jurusan Akuntansi. Sebenernya aku cuma ikut-ikut temen pilih jurusan
akuntansi. Aku juga gak begitu paham apa itu akuntansi. Hanay saja, dalam
pandanganku saat itu, akuntansi itu keren, akuntansi itu istimewa. Itulah
sebabnnya aku pilih jurusan akuntansi sebagai opsi pertama. Sama dengan
sebagian besar calon siswa lainnya mungkin juga sama kayak aku, opsi pertama
juga pasti milih akuntansi. Sedang opsi kedua aku tulis jurusan Administrasi perkantoran,
dan opsi terakhir adalah pemasaran.
Singkat cerita, hari itu hari yang mendebarkan. Hari itu
hari pengumuman penerimaan calon peserta didik baru. Berdasarkan info, jam 8
pagi hasil pengumuman akan dipasang. Niatnya jam 9 aku baru mau berangkat ke SMK buat liat
pengumumannya karena nunggu sepupu yang mau mengantarkan. Tiba-tiba hpku
berdering..
Risma : “ayu, aku ketrima di adm.perkantoran J”
Aku bales: “selamat yah, cariin nama aku dong di akuntansi”
Dag dig dug hatiku menunggu sms balesan dari risma.
Akhirnya..
“yu, nama kamu gak tercantum di daftar akuntansi. Aku udah
cek beberapa kali, tapi gak ada”
Hatiku kacau, ah barangkali dia cuma bercanda atau mungkin
dia ga teliti liatnya.. tapi tak bisa dipungkiri juga, aku jadi pesimis. Meskipun
demikian dalam hati masih ada sebersit kepercayaan bahwa aku pasti diterima di
SMK N 1 Pemalang. Aku mencoba menghibur diri..
Sesampainya di sekolah..
Aku buru-buru masuk ke kerumunan anak-anak yang sedang
melihat daftar penerimaan siswa baru itu. Dengan susah payah, akhirnya aku bisa
menerobos ke deretan paling depan untuk melihat daftar tersebut. Ku baca daftar
siswa yang diterima di akuntansi dari deretan paling atas sampai ke deretan
paling bawah. Dan hasilnya... Memang namaku tidak tercantum di daftar itu. Masih
tidak percaya, ku baca sampai 4x namun memang tidak ada namaku dalam daftar
itu.
Akhirnya dengan putus asa, aku keluar dari kerumunan
anak-anak, menjauh dari papan pengumuman itu. Lemess.. Tiba-tiba entah mengapa
ada rasa yang mendorong untukku melihat papan pengumuman itu lagi. Akhirnya ku
beranikan diri masuk dalam kerumuman itu lagi.
Ku baca satu persatu kertas yang ada di papan pengumuman
itu, tak ada satupun yang terlewat. Dari daftar akuntansi, perkantoran hingga
sampai ke kertas yang berisi daftar siswa yang diterima di jurusan pemasaran.
Nyaris tak percaya, namaku tertera di kelas pemasaran. Aku
masih ingat saat itu namaku ada pada urutan ke 26. Ah, aku diterima di pemasaraannn J. Kubaca lagi, dan
memang iya aku diterima.
Aku menghampiri sepupuku, dan dengan polosnya ku bilang aku
diterima di pemasaran dengan peringkat 26. Dan reaksi sepupuku..
“Haah, kamu diterima di pemasaran? Koq bisa kan kamu
peringkat 26?” (heran)
“Iya, tadinya kan aku milihnya akuntansi. Tapi gakpapa lah
yang penting aku ketrima di sini :D”
ucapku polos, dalam hati aku bingung melihat ekspresi sepupuku.
Lalu aku menghampiri teman-teman satu SMPku.
“gimana, ketrima kan?” tanya temanku yang ketrima di jurusan
TKJ
“Iya ketrima, aku masuk pemasaran” jawabku
“Apa? Pemasaran? Gak salah kamu, koq bisa?” jawabnya
terkejut.
“Iya, tadinya pilihan pertama kan akuntansi tapi masuknya ke
pemasaran. Emang kenapa sih? Jawabku
“Pemasaran kan buangan, koq bisa sih kamu masuk situ? Kenapa
tadinya gak milih TKJ aja sih yuu..?” jawab temanku
“Masa? Aku baru tau. Aku juga gak tau kenapa ditempatin di
situ” jawabku lirih.
“Yaudah, ntar kalo aku ngrakit komputer kamu yang jual yah.
Hahahaaa.. “ ucap temanku
Sesampainya di rumah..
“gimana mba, ketrima? Tanya ibuku penasaran
Aku tak menjawab, tiba-tiba air mataku meleleh. Aku
menangis.
“Aku ketrima bu, di pemasaran.” Jawabku sesenggukan.
“Koq nangis, kan udah ketrima di SMK Negeri” jawab ibuku.
“Aku mau cabut aja bu, aku mau dafar ke SMK PGRI 2 Taman aja
bu..” jawabku
“Loh kenapa gitu, kalo udah ketrima ya bersyukur. Toh banyak
kan nangis2 karna gak ketrima di situ. Yang ketrima harusnya disyukurin. Yaudah
nanti pas rapat orang tua ibu coba bilang ke panitianya bisa dipindah ke
akuntansi gak.” Jawab ibuku menenangkanku.
Sebenernya aku gak tau apa itu akuntansi, pemasaran, maupun
perkantoran. Dan baru tau tadi, ternyata
pemasaran di luar reputasinya seperti itu. Akhirnya aku pikir-pikir lagi buat
cabut ke sekolah lain. “Yang gak ketrima aja nangis2, kamu yang udah ketrima
koq gak bersyukur..” kalimat itu terngiang-ngiang terus di otakku.
Pulang rapat orang tua, aku langsung menghampiri ibu.
“Gimana bu, bisa pidah jurusan?” tanyaku antusias
“gak bisa mba. Kata panitia yang di sana sebenarnya
antarjurusan itu sama. Gak ada yang jelek. Udah diterima dan legowo aja yah”
jawab ibu.
Akhirnya dengan berat hati ku coba terima semua ini, demi
ibu. Hari pertama masuk sekolah tiba. Aku masuk di kelas X Pemasaran 2. Hari
demi hari berlalu, aku coba menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Meski
awalnya agak merasa aneh (baca: baru) dengan guru-gurunya serta pelajarannya,
namun aku tetap mencoba menjalaninya dengan (pura-pura) semangat. Aku ingat
satu kalimat ini “motivasi terbaik tumbuh dari dalam diri sendiri.”
Suatu hari seorang guru bertanya di depan kelasku. “Ibu
yakin, pemasaran tahun ini jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Terlihat jelas dari wajah-wajah cerdas dan optimis kalian semua. Siapa di sini
yang murni memilih jurusan pemasaran, ayo angkat tangan..!” Namun, hampir tak
ada satupun yang mengangkat tangan mereka, termasuk aku. Hanya satu orang dari
40 teman-teman sekelasku yang mengangkat tangannya, Fauzi. Ya, hanya dia yang
mengangkat tangannya. Ketika ditanya mengapa ia memilih jurusan pemasaran,
jawaban yang sangat mengejutkan hampir semua orang yang ada di kelas itu. “Ya,
karena Nabi kita Nabi Muhammad juga seorang pedagang” begitulah jawabannya.
Jawaban yang (menurutku sangat mengejutkan sekaligus mengagumkan) dan sampai
saat ini aku masih sangat mengingatnya. Dari sini dapat terlihat bahwa bukan
hanya aku saja yang (terpaksa) masuk di jurusan pemasaran ini. Banyak
teman-temanku yang lain yang senasib denganku.
Tahun pertama ku lalui dengan manis. Meski masih ada sedikit
kekecewaan dan minder dari dalam hatiku, aku mulai menyukai pemasaran. Semua
itu tidak lepas dari kebersamaanku bersama teman-temanku. Ya, aku memiliki
teman-teman yang (meskipun agak freak :D ) tapi mereka menyenangkan, dan aku
menyukai mereka semua. Teman-teman seperjuanganku, para pejuang pemasaran (kami
menyebutnya). Meski masih agak minder ketika aku berada dalam satu ruangan di
mana di situ terdapat anak-anak dari jurusan Akuntansi, Perkantoran, dan TKJ.
Rasanya masuk dalam ruangan itu kaya masuk ke dalam lubang buaya, di mana di
situ terdapat banyak buaya kelaparan.
Namun demikian, yang manis tak selamanya manis. Ibarat
makanan, kalo setiap hari makan manis bisa-bisa kena diabetes :D . Sekali-kali
kita harus merasakan pahitnya rasa obat. Begitu pula dengan aku, teman-teman,
dan jurusanku. Tak jarang cacian dan hinaan dari jurusan-jurusan lain
dilontarkan kepada kami. Dari anak-anak jurusan lain bahkan tak jarang guru
yang mengajar kami. Dengan congaknya mereka menyebutkan bahwa jurusan kami tak
ada apa-apanya dari pada jurusan mereka. Awalnya kami tak terima, namun sedikit
demi sedikit kami menyadari. Kita tak perlu menghiraukan mereka, lihat saja
nanti apa yang akan terjadi. Kami mampu, dan kami bisa menjadi yang terbaik.
Kembali ku ingat suatu kalimat yang sangat memotivasi “orang sukses adalah
mereka yang mampu membangun pondasi kuat dari patahan batu bata yang
dilemparkan orang lain kepadanya.” Lihat saja nanti...
Ketika kami memperoleh nilai UN tertinggi masih saja ada
suara-suara yang berteriak bahwa kami CHEAT. Bahkan ada yang menyumpahserapah
kami bahwa kami tidak akan sukses di masa mendatang. Sakit memang, usaha kami
selama ini dimata mereka selalu salah. Nilai kecil dianggap bodoh, nilai besar
disangka CHEAT. Oh, inilah kami Pemasaran. Namun banyak guru yang telah mengakui
prestasi kami, dan tak jarang yang mencela kami. Mental kami telah dididik
dengan cara yang tidak biasa. Dari bawah, dari yang terbelakang dan dari yang
terbuang. Perlahan dengan pasti, walau dengan tertatih pasti kan teraih. Itulah
kami. Entah bagaimana pemikiran mereka. Sampai sekarang aku masih belum tahu
alibi mengapa mereka mendidik kami dengan cara yang demikian. Spekulasiku sampai
saat ini adalah mungkin mereka menginginkan kami menjadi manusia unggul dengan mental
yang kuat namun selalu rendah hati dan jauh dari sikap sombong. Semoga kami
selalu menjadi manusia-manusia yang selalu bersyukur dan jauh dari sikap
sombong.
Tahun kedua dan ketiga, tetap manis. Kombinasi bumbu-bumbu
yang pas menjadi santapan kami di tahun kedua dan ketiga ini. Hingga tiba pada
suatu hari yang sangat kami tunggu-tunggu. Ya, hari kelulusan. Betapa bangga
dan bahagianya kami karena salah satu teman sekelas kami mendapat peringkat
pertama nilai UN tertinggi se-Kabupaten Pemalang. Dan alhamdulillah nilai UN
kami (termasuk) baik. Betapa bangganya kami, ketika jurusan kami, jurusan yang
selalu dipandang sebelah mata, jurusan yang nyaris selalu direndahkan, jurusan
yang selalu terinjak dan tertindas, jurusan pemasaran. Ya, jurusan pemasaran
menjadi jurusan terbaik. Ketika Kepala Sekolah menggembor-gemborkan terima kasih
kepada jurusan pemasaran, jurusan terbaik. Nama pemasaran menggema. Ya, kami
memang. Dari yang terinjak terhempas, kami bangkit. Kami buktikan bahwa kami
yang terbaik, kami mampu bersaing dengan yag lain bahkan lebih unggul.
Berkat cacian dan hinaan kalian semua, kami mampu bangkit
dan membuktikan bahwa kami yang terbaik. Dalam hati aku menyesal, sangat
menyesal karena aku sempat mengumpat ketika aku masuk jurusan pemasaran. Ketika
aku tak bersyukur masuk ke dalam bagian orang-orang luar biasa ini, teman-temanku.
Teman-teman 2,37 cm, masih ingatkah kalian dengan salah satu
perkataan seorang guru kepada kita? (tak ada maksud memprovokasi, just for
share). Suatu hari “seorang” guru berkata kepada kami dengan congak dan dengan
nada meremehkannya. “Haduh, memang ya otak kalian itu berbeda dangan jurusan
TKJ” Iya, otak kami memang berbeda. Lihat saja kami yang sekarang, kami dapat
membuktikan bahwa kami lebih baik dari jurusan yang bapak bangga-banggakan itu.
Terima kasih bapak guru yang pernah menghina kami sehingga kami mampu
menjadikan hinaan bapak sebagai motivasi kami untuk menjadi pribadi yang lebih
baik dan unggul.
Teman-temanku, teman-teman 2,37 cm, para pejuang PE yang
lain dari PE 1 dan 3, meski sampai saat ini masih ada sebagian dari kalian yang
namanya tidak ku kenal. Aku bangga pernah menjadi bagian dari kalian,
pemasaran. Terima kasih.. :)
Guru-guruku, terutama guru-guru pemasaran, kami bangga
pernah dididik kalian. Semangat serta dorongan yang tak henti-henti diberikan
kepada kami hingga kami menjadi yang terbaik, terima kasih, terima kasih kami
ucapkan. Maafkan kami yang bandel, kami yang nakal, kami yang sering bersikap
kurang ajar. Do’akan agar kami menjadi orang-orang sukses di kemudian hari
nanti.
Ucapan terima kasih kmai sampaikan kepada :
1.
Bapak Rachlan, M.Pd. yang selalu mendengarkan
keinginan kami, yang selalu ada buat kami, yang selalu memberikan yang terbaik
bagi kami. Terima kasih pak, sehat selalu yaa.. :)
2.
Ibu Nuryati Syarif, S.Pd. Selaku kaprog
Pemasaran yang tercinta. Terima kasih atas kesabarannya mendidik kami :)
3. Ibu
Dyah Ayu Wulan Afiet J, SE. Sang perempuan perkasa. Terima kasih bu, telah
mengACC proposal kami :D Ketegasan dan motivasi Ibu telah membawa kami menjadi
yang terbaik. Ibarat mesin, ibu adalah batu baterainya :D Kami bangga memiliki
ibu.
4.
Bapak Juli Kusworo, S.Pd. Pak guru gaul yang
kece, yang selalu mendoakan kami menjadi agar menjadi orang-orang sukses kelak.
Terima kasih bapak :D
5.
Ibu Ambar Widayati, S.Pd. Maaf bu, kami berisik,
kami nakal, kami sering membuat ibu marah. Terima kasih Ibu mau bertahan
mendidik kami selama 3 tahun ini.
6.
Ibu Dyah Fitriana W, S.Pd. Terima kasih bu, atas
motivasi ibu yang selalu ibu berikan. Ibu is the best :)
7.
Ibu Gudiharti, S.Pd. Akhirnya keinginan ibu
untuk anak-anaknya mendapatkan nilai 100 UN Bahasa Indonesia tercapai bu.
Terima kasih bu.. :)
8.
Ibu Nanik Setiowati EP, S.Pd. Si guru energik. Don’t
worry bu. Alhamdulillah kami mampu bersaing dengan jurusan lain bu, terima
kasih.
9.
Ibu Tunfadhillah, S.Pd. Terima kasih bu, telah
menjadi wali kelas kami selama 2 tahun ini. Maaf kami nakal, sering
mengecewakan ibu dan membuat malu ibu. Terima kasih ibu atas kesabarannya :)
10.
Ibu Sri Rejeki, S.Pd. Terima kasih bu telah
menjadi wali kelas kami. Kami bangga memiliki ibu :)
11.
Alm. Bapak Sukandar, S.Pd. Terima kasih bapak
pernah menjadi bagian dari kami, terima kasih atas pengabdian bapak selama ini.
Semoga bapak tenang di alam sana :)
12.
Semua guru dan orang-orang yang selalu mendukung
kami yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu. Terima kasih ;)
Teman-temanku 2,37 cm. Dulu kita pernah
utuh. Dari SEPEDA (Sepuluh Pemasaran Dua) dengan 40 anggota LENGKAP lalu
berubah menjadi Soulmate dengan 39 anggota, dan akhirnya menjadi Copelo 2,37
cm. Kita telah menyandang berbagai predikat. Dari predikat kelas TERKUTUK,
kelas TERBANDEL, hingga akhirnya kelas TERBAIK. Kenangan bersama kalian, aku
tak bisa berjanji bahwa aku akan selalu mengingatnya, namun kenangan bersama
kalian adalah beberapa yang terbaik dalam hidupku.
Entah bagaimana lagi aku harus menulisnya,
ribuan bait kata pun tak mampu menggambarkan kenangan-kenangan bersama kalian.
Susah, sedih, senang kita pernah melaluinya bersama-sama. Kalian aneh, kalian
freak, kalian stress, kalian abu-abu, kalian unik, kalian luar biasaa.. :D Aku
sayang kalian :* semoga kalian juga sayang aku (ngarep, agak sedikit maksa juga
:D )
Kita hanya dua tetes gerimis yang
pernah berjanji jatuh bersama di sebuah jalanan basah, tanpa pernah tahu pada
akhirnya akan terpisah. Dan aku tahu, setiap pertemuan pasti ada perpisahan.
Aku tak percaya dengan yang namanya deja vu. Semua pasti telah diatur dalam
pertemuan bersama kalian. Pertemuan yang dengan sengaja dirangkai secara
diam-diam oleh Allah. Aku yakin, suatu hari nanti jika diizinkan kita akan
bersinggungan lagi.
Masih pada ingat
kejadian-kejadian ini ga? (Nyok kita simak J)
-
Nangis massal pas latihan tari (kelompok siapa
hayo?)
-
Diuber-uber Dyah gara-gara gak bayar arisan
-
Iqmah 3 kali nyalon ketua kelas selalu gagal :p
-
Setiap Senin pagi dioprak-oprak Fauzi disuruh
nyapu (aku)
-
Surprise gagal pas ultahnya Bu Tun :’) (jare
kurni “ulang tahun koq jengkel :p)
-
Maen pokeran, yang kalah makan mie sosis level 8
:o
-
Tragedi kertas inventaris pas pelajarannya Bu
Endang, terus Ari ngaku (Kurni : aku ga mau pulaanngg.. :D)
-
Sindir-sindiran status facebook gara2 display :D
-
Apa lagi? Masih banyak tentunya. Tambahin
sendiri :D
3 tahun ini kita lewati bersama. Kita lewati
masa-masa labil, masa-masa alay bersama. Kini, kita telah tumbuh dewasa. Jika untuk
sekedar LULUS, anak TK pun juga LULUS. Lalu apa yang harus kita lalukan?
Mungkin saatnya kita menata diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Mulailah berpikir kritis dan realistis untuk masa depan kita sobat. Kita
seorang pemimpi.
Tanpamu tak akan sama, tanpamu semua berbeda
Kisahku juga kisahmu, selalu bersama
Melangkah di bawah mentari yang sama
Mencari tempat kita di masa depan
Berjanji kita takkan putus asa
Walaupun semua takkan mudah
Tau engga itu lagunya siapa? Yang
tau aku kasih kupon berhadiah nih :p
Lagu Nidji “Di atas awan”. Semoga
impian kita menjadi kenyataan. Sukses selalu untuk kita semua 2,37 cm,
marketers.. Dreams come true, semoga... :) :)